Mengulas sedikit perjalanan musik indonesia dan kilas balik musik penuh nostalgia tahun 90an
Berbicara perjalanan musik di indonesia memang cukup panjang, dimulai dari zaman pra-kemerdekaan hingga detik ini. Kala itu, sebelum zaman kemerdekaan musik indonesia “dimeriahkan” musik-musik old jazz. Musisi terkenal saat zaman itu salah satunya adalah Ismail Marzuki. Kontribusinya bagi musik indonesia sangat besar hingga dirinya menjadi salah satu pahlawan nasional.
Lanjut di tahun 60an indonesia memiliki Koes plus. Band yang dijuluki “The Beatles versi Indonesia” digawangi “Kus bersaudara” yaitu Tonny Koeswoyo, Yon Koeswoyo, Yok Koeswoyo dan Nomo Koeswoyo namun akhirnya Nomo digantikan oleh Murry. Band ini sempat dicekal dan dijebloskan ke penjara oleh orde lama karena dianggap “kebarat-baratan”. Hingga kini Koes plus telah menelurkan puluhan album dan menjadi band legendaris di indonesia.
Periode 70an musik indonesia lebih banyak “dimeriahkan” oleh aliran musik pop. Terhitung banyaknya bermunculan band-band beraliran pop yang mengusung musik yang simple namun berkualitas secara lirik. Beberapa band papan atas saat periode itu antara lain : The Mercys, Panbers, Bimbo dan D’Lloyd. Walau musik “mellow” kala itu lebih mendominasi, tapi pada periode ini muncul band-band yang mengusung aliran rock, sebut saja God Bless dan AKA.
Lompat ke era 80an, warna musik indonesia lebih beragam. Muncul musisi-musisi yang mengusung genre jazz, folk, ballad, disko hingga country. Periode ini saya sebut sebagai pondasinya musik berkualitas, musik yang lebih rumit, lirik yang puitis dan penampilan panggung yang menakjubkan, begitulah gambaran era musik 80an. Di genre jazz muncul nama-nama seperti Kraktau yang digawangi Dwiki Dharmawan, Indra lesmana, Gilang ramadhan, Trie utami dan Donny suhendra adapula solois seperti Mus mujiono yang terkenal berkat lagunya “Arti kehidupan”. Di genre country kita mengenal musisi-musisi seperti Iwan fals dan Tantowi yahya. Dan jangan lupakan penyanyi wanita yang lahir pada era ini antara lain : Vina panduwinata, Ermy kulit, Christine panjaitan dan Rafika duri.
90an : Era keemasan musik indonesia
Dan, inilah periode musik terbaik dalam opini saya, yakni era musik 90an. Saya yakin jika disurvey pasti 80% masyarakat akan setuju bahwa era ini adalah “golden age” musik indonesia. Semua genre musik ada pada era ini, dan masing-masing musisi pada genrenya sangat maksimal dalam mengeluarkan. Tak hanya pop, jazz dan rock era 90an juga melahirkan musisi-musisi rap dan hiphop. Disisi lain, tak sedikit pula pada era ini musisi menulis lirik-lirik yang cukup keras bernada kritikan pada pemerintahan kala itu, sebut saja seperti Slank, Franky Sahilatua dan Iwan Fals. Tak terhitung memang jika ditotal ada berapa musisi muncul pada era 90an, tak hanya kuantitas sebab bicara kualitas musisi pada era ini sangat berkelas.
Dimulai awal 90an dari tahun 1990- 1993 muncul band Slank yang mengusung musik rock ‘n roll dan blues. band yang dikomandoi oleh bimbim (drum), kaka (vokal), Pay (gitar), Bongky (bass), Indra (Keyboard) pertama kali merilis album perdananya bertajuk “Suit-Suit…He.. He.. (Gadis Sexy)” dan mendapatkan respon yang positif dari masyarakat terutama kalangan anak muda. Album ini juga meraih peringkat 5 sebagai “150 daftar album terbaik” versi majalah Rolling Stones.
Ditahun yang sama yakni periode awal 90an muncul Grup musik Kantata Takwa. Grup musikal yang mengusung genre rock ballad ini digawangi oleh musisi dan seniman-seniman hebat antara lain Setiawan djody (vokal, gitar), Iwan fals (vokal, gitar), Sawung jabo (vokal, gitar), Jocky suryoprayogo (keyboard) dan tak ketinggalan hadirnya WS. Rendra menambah warna musik yang mencolok dengan lirik-lirik bernada kritikan nan elegan. Konsernya selalu dipadati penonton walau terkadang kejadian insiden tak mengenakkan mewarnai jalannya konser Kantata takwa.
Masuk pertengahan 90an, kita lebih banyak disuguhkan pendatang baru. Dewa 19 salah satu pendatang baru dengan gebrakan lagu “kangen”. Ah, semua pasti akan setuju bahwa lagu kangen salah satu lagu yang easy listening dengan lirik yang aww, menggambarkan seseorang yang pergi jauh dan berpisah dengan kekasih istilah zaman sekarangnya LDR. pun, dengan lagu “Cukup siti nurbaya” yang merupakan lagu wajibnya kalau ada acara festival band. Kemudian muncul juga GIGI yang mengeluarkan album “Angan”. Tak ketinggalan dari genre rock yang diproduseri oleh Log zhelebour muncul nama-nama seperti Nicky astria, Jamrud, Boomerang, Power metal. Nah, menyebut band Jamrud saya jadi teringat lagu-lagunya yang bersifat nakal, membayangkan bagaimana jika lagu-lagu jamrud beredar tahun sekarang, saya yakin akan banyak pencekalan dan sensor sana sini. Belum lagi musisi-musisi dari gang potlot seperti Anang hermansyah dan Oppie andaresta. Oh iya dari genre rap jangan lupakan Iwa k dengan singlenya “bebas” yang melegenda itu.
Diakhir 90an muncul band-band yang mengusung genre pop, salah satunya band yang menjadi idolanya cewek-cewek remaja siapa lagi kalo bukan Sheila on 7 yang menelurkan album perdana mereka berjudul “Sheila on 7”. “dan” dan “kita” menjadi lagu andalan dalam album ini. Album ini tercatat 1,5 juta keping terjual termasuk dari penjualan-penjualan negara-negara tetangga. Bahkan, lagu ini berhasil menjadi nomor satu di chart MTV Ampuh selama 40 minggu dan berhasil menjadi Song of the Year selama dua tahun berturut-turut. Hingga kini belum ada lagu Indonesia yang berhasil menyamai rekor fenomenal lagu karya Eross Chandra ini.
Selain Sheila on 7 adapula Base Jam yang sukses menggebrak pasar musik indonesia dengan lagu “Bukan Pujangga” dan Wayang dengan lagu “Damai” belum lagi nama-nama seperti Bragi, The Fly, Caffeine tentu saja jangan lupakan Stinky dengan lagu “mungkinkah”, lagu wajib yang biasa dinyanyikan saat moment perpisahan. Tak mau ketinggalan dari sudut penyanyi wanita ada nama-nama beken seperti Krisdayanti, Titi DJ, Ruth sahayana, Syaharani, Iga mawarni, trio grup vokal AB three dan Reza artamevia si pemilik suara seksi.
Ah, membicarakan musik era 90an memang tak pernah habis, entah mengapa. selalu ada kenangan tersendiri saat mendengarkan dan serasa ingin kembali ke tahun 90an dimana zaman pertelevisian masih sehat tidak seperti sekarang. Dan, tentu saja bukan karena nostalgia yang membawa untuk mendengarkan kembali musik 90an tapi juga karena musik zaman sekarang yang sangat tidak berbobot dimana dalam pembuatan lagu yang terkesan ngasal belum lagi jiplak menjiplak. Hmm, mungkinkah musik indonesia akan kembali berjaya seperti era dulu ?, mungkin selama selera masyarakat masih menyukai lagu-lagu alay, selama itupula lagu-lagu berkualitas tak akan mendapat tempat.